Artikel

Penjelasan Mendikbud Nadiem soal Konsep Merdeka Belajar

Ditulis tanggal :12/02/2022

JAKARTA, KOMPAS.com – Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Nadiem Makarim menjelaskan alasan memilih konsep "Merdeka Belajar" sebagai program Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud). Menurut Nadiem kata "Merdeka Belajar" paling tepat digunakan sebagai filosofi perubahan dari metode pembelajaran yang terjadi selama ini. Sebab, dalam "Merdeka Belajar" terdapat kemandirian dan kemerdekaan bagi lingkungan pendidikan menentukan sendiri cara terbaik dalam proses pembelajaran. “Kenapa kami memilih "Merdeka Belajar" dari awal? Jawabannya ada dua, pertama filsafat Ki Hadjar Dewantara menginsipirasi saya dan tim saya mengenai dua konsep, satu adalah kemerdekaan, kedua adalah kemandirian,” kata Nadiem saat rapat kerja dengan Komisi X di DPR RI, Kamis (27/8/2020). “Dan ini dua konsep ini nyambung ya, ini dua konsep yang tidak bisa dipisahkan, kemandirian dan kemerdekaan, dan itu adalah esensi Ki Hadjar Dewantara yang menginspirasi kami di Kemendikbud terhadap apa perubahan yang dibutuhkan,” ucap dia. Baca juga: Mengenai Hak Paten Merdeka Belajar, Ini Penjelasan Mendikbud Nadiem Menurut Nadiem, "Merdeka Belajar" dibutuhkan di era saat ini, anak-anak tidak lagi harus mengikuti kurikulum yang tersedia, namun bisa menggunakan metode belajar yang paling cocok digunakan. “Cocok nya kata merdeka, dengan merdekanya pemikiran anak-anak kita, biar mereka tidak bisa dijajah baik sosmed maupun orang lain,” ujar Mendikbud Nadiem. Kemudian, kemerdekaan itu juga berlaku untuk guru di dalam kelas, agar dapat menentukan sendiri apa cara mengajar yang terbaik untuk anak didiknya. Selain itu, guru juga dapat secara merdeka untuk memilih elemen-elemen dari kurikulum yang terbaik. Baca juga: Akhiri Polemik, Sekolah Cikal Hibahkan Jargon Merdeka Belajar kepada Kemendikbud Lebih lanjut, kemerdekaan juga berlaku untuk kepala sekolah, hal ini agar secara mandiri dapat menentukan apa yang terbaik dalam hal menggunakan anggaran. “Kemerdekaan dari mahasiswa untuk bisa menentukan pendidikan, yang terpenting bukan di dalam kampus tetapi di dalam industri, di dalam mengerjakan proyek wirausaha, dalam mengajar di desa, dan membangun proyek di desa dalam penelitian,” ujar Nadiem. “Nah itu makanya mengapa saya menggunakan "Merdeka Belajar"' karena tidak ada filsafat yang lebih baik menurut kita untuk menjelaskan perubahan apa yang kita inginkan,” tutur dia. Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Ini Penjelasan Mendikbud Nadiem soal Konsep Merdeka Belajar", Klik untuk baca: https://nasional.kompas.com/read/2020/08/27/16515301/ini-penjelasan-mendikbud-nadiem-soal-konsep-merdeka-belajar.
Penulis : Irfan Kamil
Editor : Diamanty Meiliana


 

 

Penulis Rahel Narda Chaterine | Editor Kristian Erdianto JAKARTA, KOMPAS.com – Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Mendikbud-ristek) Nadiem Makarim mengatakan, masih ada guru dan orangtua yang keliru dalam memahami esensi kebijakan Merdeka Belajar. “Ada yang mengira kemerdekaan di sini berarti kebebasan untuk melakukan apa pun, bebas mau belajar atau tidak, bebas mau mengerjakan tugas atau tidak. Namun sebenarnya esensi Merdeka Belajar bukan itu,” kata Nadiem, dalam webinar Merdeka Belajar dalam Peta Jalan Pendidikan”, Kamis (24/6/2021). Baca juga: Mendikbud: 8 Prioritas Merdeka Belajar 2021 Nadiem menjelaskan, Merdeka Belajar merupakan konsep yang dibuat agar siswa bisa mendalami minat dan bakatnya masing-masing. Ia mencontohkan, apabila dua anak dalam satu keluarga memiliki minat yang berbeda, maka tolok ukur yang digunakan untuk menilai tidak bisa sama. Di sisi lain, seorang anak tidak boleh dipaksa untuk mempelajari suatu hal yang tidak disukai. “Kita sebagai orangtua tentu tidak bisa memaksakan anak kita yang menyukai seni untuk belajar secara mendalam komputer dan sebaliknya,” ujar dia. “Menurut saya setiap anak pada dasarnya punya rasa ingin tahu, punya keinginan untuk belajar. Jadi tidak ada anak pemalas atau anak yang tidak bisa,” imbuh dia. Baca juga: Ini Penjelasan Mendikbud Nadiem soal Konsep Merdeka Belajar Nadiem menilai, selama ini banyak peserta didik kesulitan mempelajari dan mendalami minat atau bidang pelajaran yang disukai. Oleh karena itu, Nadiem menyampaikan, kebijakan Merdeka Belajar dirancang berdasarkan keinginan untuk memprioritaskan kebutuhan anak sebagai pelajar. Ia berharap, konsep Merdeka Belajar dapat menjadi solusi atas kebutuhan masyarakat. “Kami mendorong guru-guru untuk merancang metode pembelajaran berbasis project untuk memacu kreativitas peserta didik,” ujar Nadiem. “Sedangkan untuk mahasiswa, mereka sekarang mendapatkan hak untuk belajar di luar prodi dan di luar kampus untuk mengikuti program kampus merdeka,” imbuh dia. Baca juga: Merdeka Belajar: Strategi Dunia Pendidikan Indonesia Merespons Perubahan Merdeka Belajar merupakan terobosan Kemendikbud-ristek untuk menciptakan sumber daya manusia (SDM) unggul melalui kebijakan yang menguatkan peran seluruh insan pendidikan. Kebijakan ini diimplementasikan melalui empat upaya perbaikan. Pertama, perbaikan pada infrastruktur dan teknologi. Kedua, perbaikan kebijakan, prosedur, dan pendanaan, serta pemberian otonomi lebih bagi satuan pendidikan. Transformasi ketiga, yakni perbaikan kepemimpinan, masyarakat, dan budaya. Keempat, melakukan perbaikan kurikulum, pedagogi, dan asesmen. Merdeka Belajar dibagi dalam beberapa episode. Dimulai dari episode pertama, yaitu menghadirkan empat pokok kebijakan agar paradigma tentang cara lama dalam belajar dan mengajar dapat diubah menuju kemajuan. Beberapa wujud dari empat pokok kebijakan itu adalah penghapusan Ujian Sekolah Berstandar Nasional (USBN) dan mengganti Ujian Nasional (UN) menjadi Asesmen Nasional. Kemudian, ada juga kebijakan penyederhanaan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) serta kebijakan penerimaan peserta didik baru (PPDB) yang lebih fleksibel.

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Nadiem: Merdeka Belajar Dirancang untuk Prioritaskan Kebutuhan Pelajar", Klik untuk baca: https://nasional.kompas.com/read/2021/06/24/10522821/nadiem-merdeka-belajar-dirancang-untuk-prioritaskan-kebutuhan-pelajar?page=all.
Penulis : Rahel Narda Chaterine
Editor : Kristian Erdianto

Download aplikasi Kompas.com untuk akses berita lebih mudah dan cepat:
Android: https://bit.ly/3g85pkA
iOS: https://apple.co/3hXWJ0L


Komentar


  •   Kurikulum Prototipe 2022: Hapus Kotak Jurusan,...
  •   Tantangan Belajar di Masa Pandemi Covid-19...
  •   Keputusan Kepala BSKAP KemendikbudristekNomor...
  •   Penjelasan Mendikbud Nadiem soal Konsep Merdeka...
  • Pencarian

    Login Form

    Jajak Pendapat

    Bermanfaatkah Website sekolah bagi anda
    Ragu-ragu
    Tidak
    Ya
     Lihat

    Kalender

    Feb / 2025
    Mi Se Se Ra Ka Ju Sa
    1
    2 3 4 5 6 7 8
    9 10 11 12 13 14 15
    16 17 18 19 20 21 22
    23 24 25 26 27 28